Selasa, 05 Mei 2015

Kerajaan Allah



KERAJAAN ALLAH
(Teologi Perjanjian Baru, oleh Donald Guthrie, Buku II,  Hal 22- 46)
Oleh: Morris Yosafat Hutabarat

I. PENDAHULUAN

Kerajaan Allah merupakan tema yang menjadi motif untuk menetapkan batasan-batasan serta memberikan pola bagi pesan yang disampaikan oleh Injil-Injil. Pengajaran tentang Kerajaan Allah merupakan salah satu pokok utama misi Kristus di Bumi. Tuhan sebagai Raja menunjukkan bahwa Allah mempunyai kerajaan dimana Ia sebagai raja yang dalam hal ini Ia sebagai yang berkuasa atas alam semesta. Pada saat Kristus ada dibumi, Ia memandang pekerjaan-Nya  sebagai upaya untuk mengungkapkan kehadiran kerajaan Allah. Untuk menjelaskan tentang kerajaan Allah kita perlu memahami bagaimana Penulis Alkitab menjelaskannya.

BAB II
ISI

A. Kitab-Kitab Injil Sinoptik

1. Arti Kerajaan dalam Perjanjian Baru
Kerajaan Allah berasal dari bahasa Yunani “Basileia” yang memiliki pengertian kerajaan. Namun istilah ini tidak berarti  suatu wilayah pemerintahan  seorang raja, melainkan perbuatan atau aktivitas pemerintahan.  Kerajaan Allah merupakan pemerintahan Allah atas ciptaan-Nya, dimana ia menunjukkan kedaulatan dan kekuasaan-Nya atas segalanya. Markus memperkenalkan dengan kata-kata, “…memberitakan Kerajaan Allah…waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat”(Mar 1: 14-15). Matius menjelaskan, “ Yesuspun berkeliling… dan memberitakan Injil Kerajaan Allah” (Mat 4:23). Pandangan pendahuluan Lukas tidak menyebutkan Kerajaan Allah tetapi didalamnya ada kutipan  dari Yesaya mengenai kedatangan Kerajaan dan menghubungkannya dengan penegasan Yesus, “Hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya’ (Luk 4:21).[1] Basileia juga berarti bukan hanya sekedar pemerintahan melainkan juga merupakan anugerah keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia.

2. Latar Belakang Orang Yahudi
Dalam Perjanjian Lama gagasan tentang Kerajaan Allah sudah ada, dan juga masih akan datang. Ladd menjelaskan bahwa ada dua pengharapan dalam Yudaisme, yang pertama pengharapan nabi yang memperkirakan bahwa kerajaan itu akan timbul dari sejarah dan akan diperintah oleh seorang keturunan Daud seperti kerajaan dunia (Yes 9, 11). Dan yang kedua pengharapan apokalitpis adanya kerajaan  Transedental ( Dan. 7). Ada gerakan dalam Yudaisme yang berkenaan dengan pendirian Kerajaan Allah, yaitu kaum Zelot. Mereka adalah golongan orang-orang Yahudi Radikal  yang tidak sabar menantikan Allah membawa kerajaanNya, tetapi ingin mempercepat kedatangan-Nya dengan Pedang. Menurut Yudaisme, kedatangan kerajaan Allah diharapkan merupakan tindakan Allah untuk mengalahkan musuh-musuh Israel yang jahat dan mengumpulkan umat Israel dibawah pemerintahaan Allah sendiri.[2]

3. Bukti Tentang Kerajaan Masa Kini
Yesus mengawali pelayanan-Nya dengan memberitakan “waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.” Pernyataan ini memberi kesan bahwa dengan kedatangan Yesus akan ada suatu peristiwa penting akan terjadi, ini jelas membuktikan bahwa pekerjaan Yesus merupakan perwujuban kerajaan itu. Green mengutip kata-kata Beasley Murray, “waktu yang telah lama dinantikan itu sekarang telah tiba dan Kerajaan Allah yang akan mencakup seluruh dunia itu telah memulai perjalanannya.”[3]  Lukas menjelaskan kekinian kerajaan Allah dengan menyatakan bahwa kerajaan Allah ada diantara kamu (Luk 17:2-21). Sifat Kekinian Kerajaan bukanlah dimaksudkan secara politis, bukanlah sesuatu yang dapat kelihatan atau adanya wilayah kekuasaan. Matius menghubungkan kerajaan Allah dengan pengusiran setan-setan dan memandang kuasa atas roh jahat sebagai bukti bahwa kerajaan Allah sudah datang (Mat 12: 28). Pemberitaan  Yesus adalah bahwa Allah telah datang ke dalam sejarah manusia dan telah menang atas kejahatan. Kerajaan Allah kini berarti bahwa Allah sedang bekerja di antara manusia untuk melepaskan mereka dari belenggu Iblis. Allah sedang bekerja untuk menyerang Iblis.

4. Bukti Tentang Kerajaan Masa Depan
Injil sinoptik menjelaskan bahwa Kerajaan Allah bukan hanya kini tetapi juga Kerajaan Allah masa depan. Yesus dalam pengajaran tentang akhir zaman berhubungan dengan Kerajaan yang akan datang yang bersifat eskatologis. Yesus memakai kata-kata, “datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, “Empunya kerajaan Surga”, “Hari terakhir”, Sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya, “Ia datang dalam kemuliaan Bapa-Nya.” Ini semua menjelaskan bahwa Kerajaan itu bukan hanya masa kini tetapi juga masa depan, bahkan masa depanlah yang menjadi wujub nyata dari kerajaan itu. Ladd menjelaskan bahwa, “Kerajaan Allah adalah pemerintahan rajani Allah yang terdiri dari dua momentum, yaitu penggenapan janji-janji Perjanjian lama dalam Misi Yesus secara Historis dan konsumasi pada akhir zaman, penantian yang akan datang.”[4] Jadi kerajaan Allah di masa depan adalah penggenapan atau keseluruhan pemerintahan Allah yang berkuasa dan berdaulat atas segalannya. Yesus menjelaskan Kerajaan eskatologis dengan mewarisi hidup kekal  dan masuk kedalam kerajaan Allah di masa yang akan datang.

5. Aspek-aspek Kerajaan
a. Teosentris.
Secara mendasar kerajaan Allah berarti bahwa Allah merupakan Penggerak dan pendorng utama, Allah yang bertindak dalam sejarah. Ridderbos menjelaskan bahwa kerajaan Allah semata-mata berasal dari Allah dan merupakan penyataan Kemuliaan Allah.
b. Dinamis
Kerajaan Allah adalah sesuatu yang bersifat aktif yang melibatkan seluruh pelayanan pekerjaan Yesus (Luk 12:18). Dalam pengertian selalu mengalami kemenangan dan dapat mengalahkan si jahat.
c. Sifat Mesianis
Dalam Kerajaan Allah Peran mesianis Yesus selalu terkait dengan Kerajaan. Sifat mesianis mejelaskan sifat yang supra nasional dari Dia yang datang, yang bertindak dalam penghakiman dengan kapak dan penampi pada tangan-Nya. Mesianis menunjukkan Anak Manusia ada datang sebagai Raja dalam kerajaan-Nya. (Mar 9:1).
d. Keselamatan
Dengan datangnya kerajaan-Nya, Allah memperlihatkan diri-Nya sebagai  raja yang aktif menjangkau umat-Nya untuk menyelamatkan dan menjangkau mereka. Kerajaan Allah sebagai wujub dari keselamatan bagi orang yang meresponi panggilan Allah untuk masuk dalam kerajaan Allah. Kedatangan Kerajaan Allah adalah membawa keselamatan bagi umat manusia dan memiliki hidup kekal bersama dengan Allad dalam Kerajan-Nya.

6. Warga Kerajaan
Yang berhak menjadi warga Kerajaan adalah orang yang menanggapi panggilan Allah dan orang yang menyerahkan hidupnya kepada Allah. Yesus menjelasn orang-orang yang berhak menjadi warga Kerajaan dengan Ucapan Bahagia, seperti seorang anak kecil  (Mar 10:13-16), perumpamaan tentang domba dan kambing (Mat 25-31-46). Jadi yang menjadi warga kerajaan Allah adalah orang yang menerima kerajaan itu dengan iman dan hidup sebagai warga kerajaan yang baik.

7. Rahasia Kerajaan
Rahasia atau misteri kerajaan Allah adalah kedatangan kerajaan dalam sejarah lebih dahulu dari manifestasi apokaluptisnya. Misteri adalah satu penyingakapan baru atas maksud Allah untuk mengembangan  Kerajaan-Nya. Dalam Injil sinoptik rahasia Kerajaan itu dijelaskan dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah.
1. Empat macam tanah
Perumpamaan ini mejelaskan bahwa kerajaan Allah telah datang kedalam dunia, tapi hanya disambut oleh sebagian orang. Kerajaan hanya berhasil sebagian sesuai dengan tanggapan manusia.
2. Lalang
Perumpamaan tentang lalang menyatakan pertumbuhan kerajaan yang pasti. Kerajaan itu itu hidup di masa kini dan bercampur baur dalam suatu masyarakat yang berdosa. Hanya kedatangan Kerajaan Eskatologislah yang membuat adanya pemisahan. (Mat 13)
3. Biji Sesawi. (Matius 13:31)
Dalam perumpamaan ini dijelaskan bahwa Kerajaan digambarkan dengan benih yang sangat kecil, namun bertumbuh menjadi pohon yang sangat besar, ini menunjukkan kepastian tentang  tentang kehadiran kerajaan Allah yang sesungguhnya. Kerajaan Allah akan menjadi tempat perlindungan bagi orang banyak
4. Ragi. (Matius 13: 33)
Perumpamaan ini menjelaskan bahwa kerajaan itu telah hadir dengan kuasa tetapi sangat sedikit orang yang menyadari kehadirannya, namun kerajaan Allah akan memerintah seluruh dunia. Kerajaan Allah akan bekerja secara tersembunyi sampai menyebar keseluruh masyarakat
B. Tulisan-tulisan Yohanes

 Dalam injil Yohanes hanya dua perikop yang menyatakan gagasan tentang Kerajaan Allah. Green menjelaskan bahwa walaupun Kerajaan Allah hanya mencul dua kali dalam Injil Yohanes, fakta ini tidak boleh kita jadikan alasan untuk beranggapan bahwa konsep ini bukanlah sesuatu yang penting, sebaliknya Yohanes menggarisbawahi signifikansi dari kerajaan Allah sejauh yang dilakukan penulis lainnya. Yohanes memakai istilah pengganti yaitu “Hidup” atau “hidup yang kekal” untuk mengkomunikasikan ide yang sama.[5] Yohanes mencoba menjaskan istilah yang berbeda namun memiliki pengertian yang sama. Hidup kekal merupakan hal yang ada dalam Kerajaan Allah, sehingga memperoleh hidup kekal berarti masuk kedalam Kerajaan Allah.

C. Paulus

Kerajaan Allah bukanlah tema utama dalam surat-surat Paulus, tetapi gagasan ini muncul tiga belas kali dalam surat-suratnya. Paulus lebih mengarah kepada syarat-syarat yang ditetapkan untuk memasuki kerajaan itu. Karena menurut dia Yesus telah menjelaskan arti kerajaan Allah, sehingga setiap orang sudah mengetahuinya. Paulus menggambarkan kerajaan Allah bukanlah hal-hal lahiriah seperti soal makanan dan minuman (Rom14:17), melainkan damai sejahtera. Paulus menjelaskan bahwa Kerajaan dirancang bagi orang-orang yang murni secara moral (I Kor 6:11). Paulus juga memiliki pemahaman bahwa kerajaan Allah juga menunjuk masa depan (I Tes 1:5).





D. Bagian-Bagian Dari Perjanjian Baru

1.   Surat Ibrani menghimbau agar pembaca bersyukur karena mereka telah menerima kerajaan yang tidak tergocangkan. Ini menyatakan pengalaman masa kini dan pengharapan masa depan. (Ibr 12:28)
2.   Surat Yakobus menyebutkan orang-orang yang kaya dalam iman yang menjadi ahli waris. (Yak 2:5)
3.   II Pet 1:11 memuat tentang hak penuh untuk memasuki kerajaan Kekal.
4.   Wahyu memuat banyak mengenai kerajaan.
þ  Warga kerajaan, yaitu mereka yang telah dibebaskan dari dosa oleh darah-Nya.
þ  Pemberitaan Tentang Kerajaan Allah yang dinyatakan dengan suatu suara sorgawi (Wah 12:10)
þ  Yerusalem baru sebagai pusat dari Kerajaan dan tahta Allah dan Anak Domba (Wah 22:1).
þ  Tentang pemerintahan yang dipegang oleh Tuhan dan Dia yang diurapi-Nya (Wah 11:15)

BAB III
KESIMPULAN

Semua penulis dalam Perjanjian Baru sepakat bahwa Kerajaan Allah bukanlah hal jasmani, tetapi lebih merupakan pemerintahan, kedaulatan dan kekuasaan Allah atas semuanya. Dan kerajaan Allah bersifat kekinian dan masa akan datang. Masa kini digenapi seluruhnya di masa akan datang. Kerajaan Allah sudah datang dan akan datang.


Daftar Pustaka
Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru, 3 Jilid. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1995
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru, 3 Jilis. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002
Joel B. Green, Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul. Jakarta : Persekutuan Pembaca Alkaitab, 2005



.



















[1] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru, Jil 2 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002), hlm 72
[2] Ibid, hlm. 80
[3] Joel B. Green, Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul (Jakarta : Persekutuan Pembaca Alkaitab, 2005), hlm. 205
[4] Ladd, op.cit. hlm. 77
[5] Green, op.cit, hlm. 199

Tidak ada komentar:

Posting Komentar